Ada banyak kosakata baru yang tidak pernah saya kenal sebelumnya saat di SMA dan baru saya kenal sejak menjadi bagian dari dunia kampus ini. Salah satunya yaitu something called Lembar Tugas Mahasiswa alias LTM yang merupakan bagian dari proses pembelajaran berbasis CL (Collaborative Learning) maupun PBL (Problem-Based Learning). Karena mata kuliah MPKT A merupakan salah satu mata kuliah yang menjadikan CL dan PBL sebagai metode pembelajaran utamanya, jadilah LTM makanan familiar bagi kami.
=========================================================
--------------------- ^o^ SAY NO to PLAGIARISM! ^o^ -------------------
=========================================================
Mencintai Kegiatan Belajar
Putrie Kusuma Wardhani, 1106002583
Judul: “ Belajar dari Alam”
Pengarang: M. Ais Luthfi
Data Publikasi: images.ulesulaesih.multiply.multiplycontent.com
Cinta merupakan sebuah kata yang telah sering kita dengar. Dan pasti sebagian dari kita telah mengetahui bagaimana cinta itu, bagaimana perilaku seseorang yang mencintai seseorang lainnya. Pastilah ia akan sering memikirkan dan ingin selalu berjumpa dengan seseorang tadi. Dan ketika seseorang mencintai suatu kegiatan, tentulah seseorang itu akan selalu berusaha untuk sesering mungkin melakukan suatu kegiatan tersebut. Lalu bagaimana jika suatu kegiatan tersebut adalah belajar? Tentu orang yang mencintai belajar akan selalu mencoba belajar dengan mengambil pelajaran dari apa saja yang ia temui, di manapun dan kapanpun ia berada karena satu hal yang perlu kita garisbawahi, belajar tidaklah selalu berkaitan dengan hal akademis semata. Karena kita tinggal di tengah-tengah alam raya, orang yang mencintai belajar sedikit banyak pasti pernah belajar dari alam di samping belajar materi akademis di instansi belajar formalnya. Lalu bagaimanakah contoh belajar dari alam itu?
M. Ais Luthfi dalam tulisannya yang berjudul “Belajar dari Alam” mencotohkan beberapa hal berikut. Lautan biru yang terhampar luas, kadang-kadang kapal atau perahu layar melintas di atasnya, mengingatkan kita pada seorang Archimedes. Menurutnya, air itu mempunyai dorongan sehingga jika ada materi dimasukkan ke dalamnya maka beratnya akan berkurang. Bisa dibayangkan jika sebaliknya, yakni jika air mempunyai tarikan, maka sulit bagi kita untuk menggunakan fasilitas transportasi laut, karena setiap berlayar transportasi tersebut akan tenggelam dibawa tarikan air laut tersebut.
Ketika melihat bukit-bukit karang yang diserang bertubi-tubi oleh hantaman deburan ombak namun tetap kokoh berdiri, orang yang mencintai belajar akan segera dapat belajar dan mampu mengambil pelajaran bahwa fenomena tersebut ternyata menasihati kita untuk tetap tegar dan sabar dalam menghadapi segala masalah dan cobaan.
Dari pohon pisang, kita dapat mengambil sebuah pelajaran, pantang menyerah sebelum menang. Jika diperhatikan, pohon pisang yang belum pernah berbuah kemudian ditebang, dalam beberapa waktu dia akan tumbuh lagi. Jika pohon pisang tersebut ditebang dan ditebang lagi, maka lagi-lagi dia akan tumbuh lagi. Tapi coba perhatikan pohon pisang yang telah berbuah dan siap panen kemudian ditebang, yang terjadi adalah dia akan membusuk dengan warna kecoklatan dan melembek menyerupai tanah dan tentu saja dia tidak akan tumbuh lagi. Dari pohon pisang kita dapat belajar sifat keteguhan hati, rasa optimis tinggi dan pantang menyerah sebelum menghasilkan sesuatu selama masa hidupnya.
Dan fenomena yang tersebut di atas hanyalah dua contoh dari entah berapa ribu fenomena alam yang dapat kita ambil pelajarannya. Dan fenomena tersebut mungkin hanyalah dua dari milyaran hal yang dapat dipelajari oleh seseorang untuk dapat dikatakan salah satu orang yang mencintai kegiatan belajar.
=========================================================
--------------------- ^o^ SAY NO to PLAGIARISM! ^o^ -------------------
=========================================================
R-Complex, si Perlu Dihindari yang Teramat Penting
Putrie Kusuma Wardhani, 1106002583
Judul : “Tentang Otak”
Pengarang : Ikranagara
Data Publikasi : Tentang Otak, Ikranagara, 2000
Seperti yang telah diketahui, biasanya yang berperan dalam diri manusia adalah otak reptil atau R-Complex dengan refleks-refleks pertahanan diri maupun tindakan lainnya tanpa pikir panjang. Hal ini pun seringkali justru akan membahayakan dan menimbulkan kerugian baik untuk diri sendiri maupun lingkungan. Padahal bila neocortexlah dengan segala kecanggihannya dalam berpikir yang mengambil peran dalam keadaan tersebut, mungkin hal yang terjadi akan lebih baik. Maka mungkin pernah terbesit di benak kita, bukankah ilmu kedokteran sekarang sudah semakin canggih? Mengapa tidak dilakukan operasi otak guna menghilangkan R-Complex saja? Dengan demikian bukankah neocortexlah yang akan selalu berperan? Ikranagara dalam artikelnya yang berjudul “Tentang Otak” mampu membantu saya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ternyata eksperimen penghilangan R-Complex tersebut pernah dilakukan dengan tujuan dapat diterapkan pada penjahat kambuhan nantinya. Bahan eksperimennya tentu bukanlah manusia melainkan seekor monyet yang amat liar, galak sekali, dan agresif. Namun setelah R-Complex dari otaknya dibuang, yang terjadi adalah monyet tadi menjadi amat jinak dan terlampau pasif. Parahnya, dia juga kehilangan kemampuan rutinnya seperti jika lapar ia harus makan atau jika haus ia harus minum. Bahkan ketika disodorkan makanan dan minuman ke depannya pun dia tidak melakukannya. Selain itu untuk memasukkan makanan pun bisa salah, bukannya dimasukkan ke dalam mulut malah ke mata atau bagian tubuh lainnya, atau dibuang, padahal jelas dia sangat lapar. Demikian juga, jika sebelumnya dia tahu bahwa jalan untuk keluar adalah pintu kandang, tanpa R-Complex berkali-kali ia menabrak dinding kandang. Akhirnya monyet itu mati. Rencana untuk menerapkannya pada otak penjahat kambuhan pun dibatalkan. Kabarnya, setelah itu yang diselidiki adalah gennya dengan mencoba memetakan gen khusus R-Complex agar yang dapat dihilangkan nantinya hanya sifat agresifnya saja, namun tidak untuk kemampuan pertahanan diri dan hal penting lainnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapan secara sembarangan menghilangkan R-Complex dari otak mengingat pentingnya salah satu bagian otak ini untuk kelangsungan hidup manusia walaupun terkadang pemikiran dan tindakanyang kurang baik dan tepat kerapkali ditimbulkan olehnya. Atau bisa pula jika kita ingin menunggu penelitian lebih lanjut yang lebih sempurna. Namun penelitian tersebut tentu akan memerlukan dana dan waktu yang amat lama. Maka menurut saya, hal yang perlu kita lakukan tetaplah sebisa mungkin mengendalikan reaksi R-Complex dan member kesempatan bagi neocortex untuk berpikir dan menganalisis sesuatu dengan lebih cermat yang dapat dilakukan dengan membiasakan diri berlatih berpikir kritis dan menganalisis sesuatu serta menenangkan diri dengan menghirup napas panjang beberapa kali atau minum air putih.
=========================================================
--------------------- ^o^ SAY NO to PLAGIARISM! ^o^ --------------------
=========================================================
Amuk Massa dan Ketidakseimbangan Pemenuhan Hak dan Kewajiban
Putrie Kusuma Wardhani, 1106002583
Judul : 1. “Amuk Massa dalam Konteks Keadilan”
2. “Mengaji Amuk Massa”
Pengarang : 1. Annisa Cantika
2. Toto Suparto
Data Publikasi : Amuk Massa dalam Konteks Keadilan, Annisa Cantika, 2010
Sebagai warga Indonesia, kita sudah tiak asing lagi dengan amuk massa. Kita tentu sering melihatnya di televisi, pernah melihatnya secara langsung, atau bahkan mungkin pernah terlibat langsung dalam tindakan tercela tersebut. Tiap minggunya koran pun tak pernah absen memberitakan amuk massa di berbagai daerah. Bahkan kata amuck pun merupakan serapan dari bahasa Indonesia yaitu amuk. Padahal biasanya kata-kata bahasa Indonesialah yang merupakan serapan dari bahasa lain. Dari hal tersebut dapat dikira-kira bahwa kehidupan berbangsa, bernegara, maupun bermasyarakat di Indonesia tampaknya memang sudah sering diwarnai dengan amuk massa sejak zaman dahulu kala. Namun apakah sesungguhnya penyebab dari amuk massa tersebut? Annisa Cantika mengulas hal tersebut melalui artikelnya yang berjudul “Amuk Massa dalam Konteks Keadilan’’.
Keadilan adalah keadaan seimbang antara hak dan kewajiban. Sedangkan amuk massa pada mulanya merupakan aksi penyampaian pendapat oleh sekelompok orang akibat ketidakadilan yang mereka rasakan. Namun dalam penyampaian pendapat ini, emosilah yang memegang peranan terbesar. Emosi mengontrol pikiran mereka untuk membenarkan semua yang salah. Emosi dapat dianalogikan dengan ombak. Ketika ombak mencapai titik puncaknya, ombak akan menghempas dan menyapu semua yang dilaluinya. Begitu pula dengan emosi, suatu saat akan mencapai titik yang sulit dikendalikan dan mampu mengalahkan akal pikiran yang jernih serta menutup hati nurani. Selain itu, ada pula faktor depresi. Rakyat lelah selalu tenggelam dalam kekarut-marutandan ketidakadilan kehidupan negara ini. Sebagai contoh, saat rakyat kecil bersusah payah demi sesuap nasi, uang rakyat digerogoti oleh para koruptor tanpa ada sanksi setimpal dari aparat hukum. Atau terjadi mafia hukum yang membuat sang koruptor bebas begitu saja. Perilaku aparat di berbagai lembaga, baik lembaga pemerintahan, wakil rakyat, serta lembaga publik lain pun membuat kondisi kejiwaan rakyat terganggu.
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan pemenuhan hak dan kewajiban merupakan hal yang menjadi penyebab utama dari amuk massa mengingat amuk massa disebabkan oleh emosi yang meluap dan depresi sedangkan depresi dikarenakan oleh ketidakadilan dan ketidakadilan terjadi akibat ketidakseimbangan antara pemenuhan hak dan kewajiban.
=========================================================
--------------------- ^o^ SAY NO to PLAGIARISM! ^o^ --------------------
=========================================================
Berkenalan dengan Logika
Putrie Kusuma Wardhani, 1106002583
Judul : “ Pengantar Logika”
Pengarang : Bagus Takwin
Data Publikasi :
- Judul buku : Program Pengemangan Kepribadian Terintegrasi A
- Pengarang : Bagus Takwim dkk.
- Kota terbit : Jakarta
- Penerbit : Badan Penerbit FKUI
- Tebal buku : 173 halaman
Mungkin sudah sering kita mendengar kata logika. Namun ketika suatu ketika adik kita yang entah karena menbaca sebuah buku atau sekedar bingung harus membicarakan apa tiba-tiba bertanya pada kita apa itu logika beserta penjelasannya, dapatkah kita dapat menjawabnya dengan mudah, tepat, dan lancar tanpa terbata-bata? Menurut KBBI, logika diartikan sebagai pengetahuan tentang kaidah berpikir dan jalan pikiran yang masuk akal. Namun tahukah kita jika logika juga dikenal bahkan bukan hanya sebagai sebuah cabang ilmu pula? Bagus Takwim dalam tulisannya “Pengantar Logika” akan membantu kita untuk menjawabnya.
Logika dapat pula diatian sebagai kajian mengenai prinsip, hokum, metode, dan cara berpikir yang benar untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Dan ternyata selain dikenal sebagai cabang filsafat, logika juga dikenal sebagai cabang matematika. Dalam matematika, logika mengkaji mengenai penyimpulan dan pembuatan pernyataan yang benar serta dikaji untuk menyusun bahasa matematika yang formal, baku, dan jernih maknanya sedangkan sebagai filsafat, logika merupakan kajian tentang berpikir atau penalaran yang benar. Penalaran ialah proses penarikan kesimpulan berdasarkan alas an, bukti, data, informasi, atau penjelasan hubungan antara beberapa hal yang relevan. Pernyataan adalah kalimat yang digunakan untuk mengkalaim atau menyampaikan sesuatu yang bisa benar atau salah. Dan kebenaran dapat dicapai melalui penyimpulan, baik itu penyimpulan langsung ataupun tidak langsung. Dalam penyimpulan dapat terjadi dua kesalahan, kesalahan material (kesalahan putusan sebagai pertimbangan yang seharusnya memberikan fakta atau kebenaran) dan kesalahan formal yang dikarenakan tidak konsistennya urutan. Proposisi, makna yang diungkapkan melalui pernyataan, yang dijadikan dasar kesimpulan disebut premis dan anteseden.
Selain itu, perlu pula kita mengetahui tentang argumen deduktif, proses perolehankesimpulan yang terjamin validitasnya jika bukti yang tersedia benar dan penalaran yang digunakan untuk menghasilkan kesimpulan tepat dan argumen induktif atau induksi, hipotesis yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Salah satu bentuk argumen deduktif ialah silogisme yang terdiri dari premis mayor, premis minor, dan kesimpulan dengan delapan ketentuan: hanya mengandung tiga term, term mayor atau minor tidak boleh menjadi universal, tidak ada term tengah dalam kesimpulan, term tengah harus digunakan dalam proposisi universal dalam premis-premis, jika kedua premis positif maka kesimpulan juga positif, jika salah satu premis negatif maka kesimpulan negatif dan jika salah satu pertikular kesimpulan harus pertikular, tidak boleh jika kedua premisnya negatif atau partikular.
Ada pula sesat pikir yang menurut logika tradisional adalah kekeliruan dalam penarikan kesimpulan dengan langkah-langkah yang tidak sah akibat dilanggarnya kaidah-kaidah logika. Dan juga kesalahan dalam penalaran induktif yang terdiri dari kesalahan generalisasi, penggunaan bukti, statiktikal, kausal, analogi, dan menilai penalaran induktif dengan standar deduktif.
Ternyata pembelajaran mengenai logika tidaklah mudah dan sederhana. Banyak sekali istilah-istilah tercakup di dalamnya. Namun bagaimana pun, sesulit apa pun suatu hal, jika kita mau mempelajarinya dengan sungguh-sungguh pasti kita akan dapat memahaminya, atau setidaknya lebih paham dari sebelumnya.
=========================================================
--------------------- ^o^ SAY NO to PLAGIARISM! ^o^ --------------------
=========================================================
Dengan jurnal-jurnal di atas, akhirnya dapat diperoleh nilai 90,67 J
=========================================================
--------------------- ^o^ SAY NO to PLAGIARISM! ^o^ --------------------
=========================================================
welcome to University of Indonesia, a real KAMPUS PERJUANGAN
and
WELCOME to PSYCHOLOGY UI WORLD, Pejuang! XD
=========================================================
--------------------- ^o^ SAY NO to PLAGIARISM! ^o^ --------------------
=========================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar