Membuat jurnal (pribadi) merupakan salah satu jenis tugas dari mata kuliah Logika dan Penulisan Ilmiah (Logpenil) selain pembuatan literarur review dan menulis esai. Tugas ini biasanya diberikan setiap minggunya (per minggu dua judul jurnal) dengan tema bebas maupun ditentukan oleh dosen. Dahulu, pemberian tugas ini didak didahului dengan penjelasan mengenai apa itu jurnal (yang dimaksud dalam konteks tugsa mata kuliah ini), apa saja kontennya, maupun bagaimana format penulisannya secara mendetail. Hal ini membuat saya cukup kebingungan kala itu karena setelah browsing mengenai jurnal, informasi yang saya dapatkan hanyalah bahwa jurnal* hampir serupa dengan catatan harian. Dengan bekal pengetahuan tersebut (yang hingga saat saya menulis kalimat ini pun saya belum yakin benar apakah memang benar jurnal yang dimaksud oleh dosen saya adalah jurnal yang demikian) dan beberapa jawaban-jawaban dari beberapa teman atas pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, akhirnya (mau tidak mau) saya tulislah jurnal demi jurnal. Terlepas dari benar tidaknya konten maupun formet penulisannya, berikut jurnal yang pernah saya buat guna memenuhi tugas pembuatan jurnal mata kuliah Logika dan Penulisan Ilmiah semester 1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia beserta feedback yang diberikan oleh dosen saya. Semoga bermanfaat :)
*NB: kata jurnal yang dimaksud pada artikel ini ialah jurnal (pribadi) dalam konteks jurnal guna memenuhi tugas mata kuliah Logpenil smt.1 F.Psi UI, berbeda dengan jurnal ilmiah yang sering dijadikan sebagai bahan rujukan pada tugas-tugas tertentu.
=========================================================
--------------------------- SAY NO to PLAGIARISM! ---------------------------
=========================================================
Nama : Putrie Kusuma Wardhani
NPM : 1106002583
Kelas : LogPeNil A
Mengapa Memilih Psikologi?
Dahulu, sekitar sepuluh bulan yang lalu saat saya telah memasuki semester dua kelas dua belas, ketika teman-teman saya sudah bingung dan heboh sendiri curhat ke sana ke mari ingin masuk prodi ini dan itu, departemen ini dan itu, nantinya ingin menjadi ini dan itu, berbeda dengan mereka, saya justru sama sekali belum memikirkan terlebih memiliki bayangan akan hal-hal tersebut. Melihat dan menyadari bahwa saya sudah tertinggal beberapa tahap dari mereka, seperti biasanya, saya yang memang mudah panik pun langsung didera kecemasan yang luar biasa. Lalu dengan segala kecemasn yang masih saja melanda, saya pun mulai mencari informasi mengenai perguruan tinggi dan fakultas serta jurusan-jurusan apa saja yang tersedia di sana. Dan pada saat itu saya baru menyadari bahwa prodi-prodi rumpun IPS khususnya di UI ternyata lebih banyak dan lebih menimbulkan rasa tertarik di hati saya dibandingkan prodi-prodi dari rumpun IPA . Namun bagaimanapun juga, saya merasa tidak akan sanggup jika harus bersaing dengan anak-anak IPS mengerjakan soal-soal IPS sedangkan selama ini saya tak pernah mempelajari banyak tentang hal tersebut, ditambah sama sekali tidak memiliki cukup buku yang dapat saya pelajari untuk mempersiapkan diri menghadapi persaingan tersebut. Akan tetapi, pada saat itu saya telah menerima penjelasan mengenai jalur-jalur masuk perguruan tinggi oleh guru BK saya, dan salah satunya adalah jalur SNMPTN undangan di mana bagi kita yang memenuhi syarat untuk dapat mengikuti jalur ini tidak perlu mengikuti suatu tes karena memang hanya rapor sajalah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan diterima tidaknya seorang siswa di sebuah jurusan pada perguruan tinggi yang ia pilih. Oleh karenanya, saya pikir inilah saat yang tepat bagi saya jika ingin memilih suatu prodi dari rumpun IPS. Dan jika saya belum lolos pada jalur ini, barulah pada snmptn tertulis nantinya saya akan memilih prodi yang seluruhnya dari rumpun IPA. Dan untuk mengapa akhirnya saya memilih psikologi, sebenarnya ini sedikit asal karena dalam kondisi panik belum memiliki keinginan yang pasti akan melanjutkan ke mana, pihak sekolah telah meminta kami untuk cepat-cepat mengisi database yang salah satunya berisi prodi yang ingin dimasuki. Dan dalam kondisi terdesak itu entah bagaimana tiba-tiba muncullah tiga hal dalam pikiran saya: peringkat saya yang pas-pasan sehingga terlalu berani kiranya jika saya memilih prodi setingkat akuntansi atau HI UI, dan terlepas sesungguhnya ini benar ataukah tidak, namun pada saat itu saya beranggapan bahwa seorang yang belajar ilmu psikologi nantinya mampu menjadi seseorang yang lebih bijaksana dan bergaul dengan lebih baik, dan saya ingin itu, serta kembali tanpa terlalu memusingkan sesungguhnya ini berhubungan ataukah tidak, setelah melihat EQ saya yang lumayan tinggi pada hasil psikotest yang pernah saya jalani membuat saya memilih psikologi UI. Dan setelah saya pantau secara berkala, berbeda dengan akuntansi atau HI UI, ternyata sama sekali tidak ada teman sekolah saya baik dari IPA maupun IPS dengan skor yang lebih tinggi dari saya yang memilih psikologi UI. Dan setelah bertanya serta mencari tau ke sana ke mari mengenai prospek ke depan bagi lulusan sarjana psikologi dan lain sebagainya, akhirnya, saya pun benar-benar memilih psikologi UI.
=========================================================
--------------------------- SAY NO to PLAGIARISM! ---------------------------
=========================================================
Seminggu kemudian, bersamaan dengan tugas jurnal 1 dan jurnal 2, dibagikanlah kembali tugas jurnal 1 tersebut kepada masing-masing mahasiswa beserta feedback dari dosen pada beberapa tugas mahasiswa. Kemudian para mahasiswa yang beruntung tugasnya telah diberi feedback diminta untuk membaginya (share) dengan mahasiswa sekelas. Saya termasuk satu di antara yang beruntung itu :p
Kata-kata yang saya bold dan underline di atas merupakan kata-kata yang mendapan coretan, lingkaran, kotakan, dsb. dari dosen saya karena mengandung kesalahan:
=> "kecemasn" => salah ketik, harus diusahakan sebisa mungkin pekerhaan yang dikumpulkan sama sekali tidak terdapat kesalahan pengetikan atau zero fault
=> kata "dan" tidak boleh dipakai pada awal kalimat
=> "Namun bagaimanapun": double (tidak efektif)
=> "snmptn" => seharusnya ditulis dengan huruf kapital: SNMPTN
=> "Dan untuk mengapa" => cukup ditulis "Mengapa"
=> "tau" => tidak baku, seharusnya ditulis "tahu"
feedback tambahan:
"Putri, biasakan menulis dg kalimat2 yg tidak terlalu panjang
Kalimat yang terlalu panjang cenderung tdk efektif
Juga perhatikan penggunaan kata sambung di awal kalimat.
Pilihlah kata sambung yang tepat"
Well, lulusan S1 Fakultas Psikologi UI memang dituntut untuk dapat menulis dengan baik ^o^ (dan penugasan pembuatan jurnal semacam ini mungkin salah satu cara pembiasaannya). Perlu diingat, sangatlah penting untuk membiasakan diri menulis dengan kalimat efektif serta zero fault. Ini akan bermanfaat sebagai bekal untuk dapat menulis ilmiah dengan baik. Hal tersebut terkait dengan status kita sebagai akademisi yang diharapkan dapat menghasilkan berbagai tulisan dan karya ilmiah. Tulisan ilmiah berbeda dengan novel ataupun cerpen. Bahasanya tidak boleh berbunga-bunga. Itulah beberapa pelajaran yang dapat saya ambil dari tugas perdana mata kuliah Logika dan Penulisan Ilmiah Semester 1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia kala itu. Finally,
welcome to University of Indonesia, a real KAMPUS PERJUANGAN
and
WELCOME to PSYCHOLOGY UI WORLD, Pejuang! :D
=========================================================
--------------------------- SAY NO to PLAGIARISM! ---------------------------
=========================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar