Jumat, 04 Mei 2012

Jurnal 8: Asrama UI, Alternatif Top untuk Satu Tahun Pertama (Tema bebas)

Membuat jurnal (pribadi) merupakan salah satu jenis tugas dari mata kuliah Logika dan Penulisan Ilmiah (Logpenil) selain pembuatan literarur review dan menulis esai. Tugas ini biasanya diberikan setiap minggunya (per minggu dua judul jurnal) dengan tema bebas maupun ditentukan oleh dosen. Dahulu, pemberian tugas ini didak didahului dengan penjelasan mengenai apa itu jurnal (yang dimaksud dalam konteks tugsa mata kuliah ini), apa saja kontennya, maupun bagaimana format penulisannya secara mendetail. Hal ini membuat saya cukup kebingungan kala itu karena setelah browsing mengenai jurnal, informasi yang saya dapatkan hanyalah bahwa jurnal* hampir serupa dengan catatan harian.  Dengan bekal pengetahuan tersebut (yang hingga saat saya menulis kalimat ini pun saya belum yakin benar apakah memang benar jurnal yang dimaksud oleh dosen saya adalah jurnal yang demikian) dan beberapa jawaban-jawaban dari beberapa teman atas pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, akhirnya (mau tidak mau) saya tulislah jurnal demi jurnal. Terlepas dari benar tidaknya konten maupun formet penulisannya, berikut jurnal yang pernah saya buat guna memenuhi tugas pembuatan jurnal mata kuliah Logika dan Penulisan Ilmiah semester 1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia beserta nilai yang saya peroleh. Semoga bermanfaat :)

=========================================================
--------------------------- SAY NO to PLAGIARISM! ---------------------------
=========================================================

                                                    
                                                  JURNAL 8
                                                  Nama     : Putrie Kusuma Wardhani
                                                              NPM/kelas           : 1106002583/LogPenIl A

        
Asrama UI, Alternatif Top untuk Satu Tahun Pertama

            Seperti yang mungkin dirasakan oleh kebanyakan pelajar, bagi saya masa-masa kelas dua belas merupakan masa-masa yang amat sulit. Di kelas ini, otak benar-benar dituntut untuk bekerja keras memikirkan berbagai hal besar. Yang pertama tentu ujian nasional. Akan tetapi ketika ujian nasional telah mampu dilalui dengan baik, bukan berarti masalah sudah beres karena sesungguhnya ujian nasional hanyalah pembuka pintu gerbang dari sebuah hal yang lebih besar, masuk perguruan tinggi. Bersyukur saya karena dua hari setelah pengumuman kelulusan, saya dinyatakan diterima di perguruan tinggi terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia. Namun dari berita yang membuat saya bahagia luar biasa tersebut justru timbullah berbagai masalah baru yang membutuhkan pemikiran lebih serius. Salah satunya mengenai di mana saya akan tinggal nantinya mengingat UI terletak di Depok, Jawa Barat sedangkan saya berasal dari Purworejo, Jawa Tengah.
Saya tidak dapat menumpang di rumah saudara karena tidak ada saudara dekat saya yang tinggal di dekat UI. Maka pilihan hanya tinggal dua, kos dan yang sejenisnya atau tinggal di asrama UI. Bagaimanapun juga, akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di asrama.
Keputusan tersebut saya ambil lantaran setelah melakukan diskusi kecil dengan teman saya, kami menemukan lebih banyak nilai positif dari tinggal di asrama untuk satu tahun pertama di perantauan. Sebelumnya, kami membuat daftar keuntungan dan kerugian. Keuntungan tinggal di asrama antara lain biaya sewa yang sangat murah jika dibandingkan kos dan pergaulan yang lebih terjaga karena di sana seorang laki-laki yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk gedung yang dihuni mahasiswa putri. Sekalipun mereka harus masuk seperti petugas perbaikan fasilitas atau pengantar galon misalnya, mereka akan berteriak “ada cowok, ada cowok” di sepanjang jalan sehingga mahasiswa putri yang auratnya sedang dalam keadaan tidak tertutup sempurna akan mendengarnya dan dapat segera bersembunyi beberapa saat. Penghuni asrama pun tidak peru merasa khawatir akan mengalami banyak kesulitan karena asrama dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti laundry, kantin, mini market, ATM, warnet, tempat print, dan fotokopi. Yang terpenting, tinggal di asrama membuat saya lebih mudah dan banyak berkenalan dengan anak daerah lain dari seluruh Indonesia. Hal tersebut pun amat saya rasakan manfaatnya sekarang ini. Ketika saya masih kesulitan beradaptasi dengan budaya abak metropolitan dan terkadang masih segan dan kurang percaya diri untuk berinteraksi lebih banyak dengan mereka, saya cukup lega karena setidaknya kesamaan tempat tinggal membuat saya lebih mudah akrab dengan teman-teman sesama penghuni asrama. Coba saya tidak tinggal di asrama, mungkin sekarang ini saya akan mengalami krisis memiliki teman dekat akut yang sedikit banyak pasti akan mempengaruhi prestasi saya.
Sedangkan kekurangan tinggal di asrama yang dulu pernah saya bayangkan antara lain jauhnya jarak antara asrama dengan fakultas, sulitnya transportasi sebelum tujuh ketika masa kegiatan mahasiswa baru (kamaba), dan tidak adanya tempat menjemur yang memadai. Namun ternyata tempat menjemur cukup memadai dan saya tetap dapat datang tepat waktu selama kamaba karena banyak ojek tersedia di depan asrama dan selama masa kamaba bus kuning beroperasi lebih pagi. Oleh karenya, saya sama sekali tidak menyesal memilih tinggal di asrama dan untuk anak dari daerah tidak perlu ragu-ragu untuk memilih asrama sebagai tempat tinggal awal.

=========================================================
--------------------------- SAY NO to PLAGIARISM! ---------------------------
=========================================================

Nilai: 78
                                                                     
=========================================================
--------------------------- SAY NO to PLAGIARISM! ---------------------------
=========================================================

1 komentar:

  1. saya mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia
    Artikel yang mantap ini, bisa buat referensi ..
    terimakasih ya infonya :), ijin ngopy 10 jilid ya

    BalasHapus