=============================================================
Tugas Akhir Pemahaman Diri
============================================================
Pemdir_Putrie Kusuma Wardhani_1106002583
Ceritakan tentang Anda
Siapa Anda?
Saya merupakan seorang perempuan yang dilahirkan pada 6 September 1993 di Purworejo, Jwa Tengah. Saya dilahirkan sebagai putri dari pasangan suami istri Buwono, ayah saya, dan Titi Tri Warsyanti, ibu saya. Oleh mereka saya diberi nama Putrie Kusuma Wardhani. Saya seseorang yang menyukai warna maroon, cokelat, keju, ayam panggang, rasa cappucinno, dan agar-agar. Saya benci menyanyi dan lebih senang hati menulis empat belas lembar cerpen dalam dua hari ketimbang harus menyanyi di depan teman sekelas di pelajaran seni musik. Saya merupakan warga Desa Kroyo RT 01 RW 1, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo semenjak kelahiran saya dan terus menjadi warga desa tersebut hingga saya lulus SMA. Kroyo memang bukan desa yang letaknya jauh di pelosok, namun akses transportasi untuk menuju rumah saya cukup sulit, tidak ada angkutan umum yang melewati depan rumah saya, dan saya harus menempuh perjalanan 1,5 km untuk mencapai jalan yang dilalui angkutan umum yang rata-rata hanya beroperasi dari pukul 5.45 hingga pukul 16.00. Saya hingga saat ini belum lancar mengendarai sepeda motor dan selalu mengandalkan angkutan umum atau bantuan tebengan dari teman saya jika hendak bepergian. Sedihnya lagi, ayah saya merupakan orang yang sangat malas dalam hal antar jemput. Ketiga hal tersebut hampir secara mutlak membuat saya tidak pernah keluar desa jika sudah berada di rumah. Saya tidak pernah bermain ke rumah teman-teman sekelas saya yang letaknya berpencar di seluruh penjuru Purworejo. Saya juga tidak pernah ikut teman-teman saya pergi makan atau sekedar jalan-jalan ke suatu tempat. Pokoknya saya hanya bisa menghabiskan waktu liburan saya di desa saya atau dengan kata lain saya hampir tidak pernah pergi bermain. Saya hanya bertemu dan berinteraksi dengan mereka saat KBM di sekolah, saat les, saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, atau saat mengerjakan tugas kelompok atau tugas kelas. Hal ini membuat saya tidak begitu akrab dengan teman-teman sekelas saya dan karenanya saya pun terbiasa hidup tidak bergantung pada teman. Jika saya butuh sesuatu, saya biasanya pergi ke toko atau kemana pun sendiri dan seringkali justru kurang nyaman jika di jalan kebetulan bertemu dengan seorang teman dan pergi bersamanya. Tidak masalah bagi saya untuk pergi ke toilet, ke kantin, ke mushola, ke perpustakaan seorang diri. Saya tidak pernah curhat pada teman-teman saya. Saya pun tek pernah dicurhati oleh mereka. Saya pun terbiasa mengatasi masalah sendiri tanpa minta bantuan teman. Mungkin kebiasaan-kebiasaan tersebut yang membuat saya menjadi orang introvert yang ekstrim. Saya juga pendiam, sangat “kalem”, cenderung pasif, tidak mudah bergaul, kurang supel, dan kurang pandai berkomunikasi secara verbal. Namun demikian, kemampuan menulis saya cukup baik. Semua itu membuat begitu bahagia ketika saya mengenal sebuah aplikasi chatting bernama mXit. mXit bagaikan oase di padang pasir bagi saya. Melalui mXit saya bagaikan bisa mewujudkan impian saya untuk bisa menjadi orang yang cerewet dan ceplas-ceplos (walaupun hanya melalui ketikan), bebas berekspresi (walaupun hanya melalui emoticon), orang yang rame, seru, menyenangkan, supel, dan saya pun memiliki sangat banyak teman dan kenalan di sana. Saya bahkan bisa betah berkutat di depan hp enam belas jam dalam sehari karenanya. mXit membuat hidup saya menjadi penuh warna dan menyenangkan namun juga membuat saya menjadi semakin introvert dan tampak tidak normal. Bahkan saya pernah dihujat ayah saya bahwa saya perlu dibawa ke psikiater sebelum menjadi psikolog saat kemarahan beliau sudah memuncak melihat saya sama sekali tidak pernah bermain dan berinteraksi dengan teman-teman sebaya saya di desa dan hanya mengurung diri di kamar berkutat di depan hp selama liburan. Hingga sekarang pun saya masih lebih senang berselancar di dunia maya daripada nonton film bareng bersama teman asrama sekalipun. Saya juga lebih suka menghabiskan liburan di dalam kamar asrama bertemankan teman-teman dunia maya saya ketimbang ngobrol bareng beramai-ramai yang diliputi canda tawa di kamar sebelah. Saya pun menjadi tidak akrab dengan teman-teman asrama saya sekarang. Seperti dengan teman-teman sekolah saya dahulu, interaksi saya dengan teman-teman asrama maupun teman kuliah paling-paling hanya sebatas senyum dan “say hello” saja. Saya pun menjadi seorang yang sangat kurang dikenal di lingkungan kampus. Nilai-nilai kuliah saya pun masih banyak yang kurang memuaskan karena asyiknya chatting dengan teman mXit membuat saya malas belajar.
Selain introvert, saya pun juga seorang feeler yang ekstrim. Sangat sulit bagi saya untuk menolak permintaan dan usulan teman. Saya selalu khawatir jika saya menyakiti hati orang lain atau membuat teman saya tidak bahagia. Saya lebih bahagia ketika saya harus mengorbankan sedikit kebahagiaan atau apapun yang saya miliki asalkan teman saya kiranya bisa bahagia karenanya. Bahkan sering saya berpikir untuk sedikit menjauh dari teman terdekat saya dan membiarkannya dekat dengan teman saya yang lain karena khawatir ia kurang bahagia jika harus selalu bersama saya. Namun sekarang saya bahagia karena walaupun saya tidak banyak akrab dengan teman kampus, kini saya memiliki seorang teman akrab yang dia pun juga feeler dan membuat kita justru cocok dan sering saling curhat dan tertawa atas kefeeleran kami. Saya juga merupakan seorang perceiver dan belakangan ini sangat gemar menunda-nunda sesuatu.
Saya hidup dengan mendapat pengaruh yang besar dari ayah dan ibu saya. Saya memang merupakan seseorang yang memiliki puluhan kebiasaan buruk mulai dari tidak mandiri, pemalu, pendiam, tidak supel, tidak disiplin, plin-plan, suka menunda-nunda sesuatu, hingga mengulang kesalahan yang sama. Namun demikian saya merupakan orang yang jujur, anti nyontek, dan sangat patuh aturan lantaran ayah saya saja dikenal sebagai guru sekaligus wakil kepala humas SMP saya yang sangat tegas dan tidak segan-segan menindak siswa yang menyontek, ramai saat upacara, ataupun melanggar aturan-aturan sekolah lainnya. Saya selalu merasa membawa nama ayah saya sehingga saya selalu berhati-hati dalam bertindak dan tidak banyak tingkah. Saya yang cukup memiliki keinginan berprestasi yang tinggi dan kini bisa diterima di UI pun karena dukungan ayah saya yang cerdas dan sangat peduli dengan prestasi akademik. Saya pun seseorang yang cukup relijius, sopan, dan anti berbicara kasar dan ini pun karena ibu saya juga demikian dan mengajarkan saya demikian.
Bagaimana anda membuat pencitraan tentang diri anda?
à Bagaimana Anda menampilkan diri pada orang lain
Dalam kehidupan sehari-hari, di luar rumah, saya selalu berusaha menampilkan diriku sebagai sosok yang baik, siswa yang baik, teman sekelas yang baik, tetangga yang baik, warga negara yang baik, hamba yang baik, kecuali satu, saya tidak menampakkan diri sebagai seseorang anak perempuan (daughter) yang baik terutama di mata tetangga-tetanggsaya. Ya, saya menampilkan diriku sebagai siswa yang baik. Saya sangat patuh pada peraturan sekolah. Saya memakai seragam sesuai ketentuan. Saya tetap memakai kaus kaki tak kurang dari sepuluh cm meskipun jika saya memakai kaus kaki lima cm pun tidak akan ketahuan karena saya berjilbab dan rok saya panjang. Saya pun tetap memakai baju dengan atribut yang lengkap seperti badge dan pangkat bahu walaupun itu juga tak akan terlihat dari luar lantaran tertutup jilbab dan tidak akan ketahuan jika tidak memakainya. Saya tidak pernah membawa handphone ke sekolah meskipun banyak dari teman sekolahku yang melanggar larangan membawa handphone ke sekolah dan hal itu seringkali membuatku sangat sangat sangat cemas serta kebingungan ketika karena praktikum, tugas kelompok, atau tuntutan lain saya harus pulang terlalu sore dan kehabisan angkutan umum. Seumur hidupku saya tidak pernah membolos atau kabur dari sekolah saat jam KBM. Saya tidak pernah mencontek maupun meminta jawaban dari teman saat ulangan sekalipun banyak dari teman saya yang kadang melsayakannya saat SMA dulu. Saya membayar SPP tepat waktu. Sederhananya, saya tidak pernah dipanggil oleh guru BK karena hal yang negatif. Nilai-nilai akademis dan peringkatku di kelas juga tidak buruk dan masih selalu tergolong di atas rata-rata. Saya juga menampilkan diriku sebagai teman sekelas yang baik. Saya seseorang yang tidak pernah membuat masalah atau bermusuhan dengan teman-temanku. Saya seseorang yang tidak pernah berbuat curang pada mereka. Saya ramah dan mudah dimintai pertolongan. Saya juga penyabar, tidak mudah marah, dan mudah memaafkan kesalahan teman. Saya tidak pernah berkata kasar dan selalu berusaha agar tidak menyakiti teman. Saya anggota kelompok yang cukup baik yang tidak hanya “urun nama”. Di depan teman sekelas saya juga menampakkan diri sebagai anak yang rajin piket kelas dan mau banyak bekerja untuk kebersihan kelas. Saya pun menampilkan diriku sebagai tetangga yang baik. Saya ramah dan berlsaya hormat pada setiap tetangga yang lebih tua. Saya menerapkan ilmu yang kupunya dari pelajaran tata karma dan unggah-ungguh basa jawa yang pernah kupelajari. Saya akan membungkuk ketika lewat di depan orang yang lebih tua, ngapurancang pada kondisi yang diperlukan, tersenyum dan menyapa mereka ketika berpapasan atau melewati depan rumah mereka sedangkan mereka sedang berada di depan rumah mereka. Saya tidak pernah membuat onar atau mencemarkan nama baik desa. Saya menampilkan diriku sebagai warga negara yang baik. Saya taat pada hukum, peraturan, dan Undang-Undang. Saya akan menolak tawaran temanku untuk pulang bersama dengan motornya dan memilih naik angkutan umum yang akan memakan cukup banyak biaya dan waktuku karena jika saya tidak menolaknya saya akan naik motor tanpa helm. Yah, kecuali dalam kondisi yang sangat terdesak seperti terlalu malam dan sudah tidak ada angkutan umum yang beroperasi. Saya menyeberang di zebracross dan mengingatkan temanku untuk berhenti ketika lampu merah. Saya menampilkan diriku sebagai hamba-Nya yang baik. Saya akan mengingatkan dan mengajak temanku untuk sholat di sela-sela kesibukan mengerjakan tugas kelompok atau saat berekreasi yang membuat kita sering tepat waktu. Saya turut meramaikan mushola di SMSaya dulu pada waktu dhuha sebelum tes atau saat istirahat. Saya tidak pacaran. Di lingkungan kelas, saya tampil sebagai pemrakarsa budaya bersalaman sambil mengucap “assalamu’alaikum” ketika bertemu, namun saya tidak akan menyalami teman yang laki-laki meskipun semua teman perempuan yang ada di samping kanan kirinya saya salami. Saya bergabung dalam rohani Islam saat SMA, mendaftar FUSI di Fsayaltas Psikologi UI, dan magang di Salam UI yang sedikit banyak membuat telah perilsayaku lebih tepat sesuai dengan aturan-Nya. Namun saya belum dapat menampakkan diri sebagai seseorang anak perempuan (daughter) yang baik terutama di mata tetangga-tetanggsaya. Rasa malasku terlalu besar dan membuatku seringkali “membiarkan” tetanggsaya mendengar kemarahan ayah ibuku lantaran saya enggan dan tidak becus melsayakan berbagai pekerjaan wajar seorang anak perempuan seperti menyapu, mengepel, mencuci, dsb. Saya juga sering membiarkan tetangga-tetanggsaya melihat fenomena yang sangat tidak lazim, ayahku menyapu halaman sedangkan saya malah menonton televisi di dalam rumah.
Selain itu semua, saya juga menampilkan diriku sebagai orang yang tidak memiliki masalah apapun. Saya selalu murah senyum, tidak pernah marah, dan jarang bad mood. Saya juga menampilkan diri sebagai anak yang kalem, tidak caper, tidak banyak tingkah, tidak banyak bicara, tidak pernah teriak-teriak, tidak pernah narsis, tidak alay, tidak mudah histeris, tidak pernah tergila-gila pada seseorang atau sesuatu, tidak suka membicarakan cowok. Walaupun begitu saya selalu berusaha menampakkan diri sebagai orang yang terbuka dan cukup rame ketika berkenalan dengan teman baru. Oh ya, saya juga menampilkan diri sebagai orang yang rapi dan memiliki selera yang cukup baik dalam berpenampilan. Dan akhir-akhir ini saya secara terang-terangan sering menampakkan diri sebagai orang yang sangat gemar menunda-nunda pekerjaan, terutama tugas kuliah.
Seberapa jauh “gap” antara diri anda sendiri dan pandangan orang lain?
Teman-teman(SMA)ku banyak yang menilai bahwa saya orang yang sangat baik seakan tanpa dosa. Bahkan ada yang menganggapku si almost perfect. Padahal bagiku saya merupakan seseorang yang penuh kekurangan dan masih amat dan teramat banyak dari sifat-sifat burukku yang perlu diperbaiki mulai dari saya yang kurang disiplin, suka menunda-nunda pekerjaan, kurang bertanggungjawab, tidak mandiri, suka mengulang kesalahan yang sama, pemalas, pensayat, pemalu, terlalu introvert, terlalu feeler, terlalu submisif, tidak memiliki jiwa pemimpin, kurang kreatif, hingga tidak memiliki semangat juang yang tinggi. Di luar rumah mungkin saya memang tampil sebagai sosok yang baik karena entah mengapa saya seakan memiliki kepribadian yang berbeda, ketika saya sudah keluar rumah dan bertemu dengan orang lain selain keluarga yang tinggal serumah denganku, saya yang sebenarnya sedang sangat marah dengan seseorang dan adikku pun sering pula terkena getahnya, namun ketika bertemu seseorang yang notabene dia bukan keluarga yang tinggal serumah denganku itu, spontan saja kemarahanku hilang dan saya masih bisa juga tersenyum padanya seakan ia tak punya salah apapun padsaya. Di luar rumah seakan saya memang seperti orang berjiwa malaikat yang tidak pernah marah, mau saja disuruh ini itu, “nriman”, dsb. Namun mereka tidak tahu betapa buruknya saya sebagai anak perempuan dari kedua orang tusaya. Sifat pemalasku yang terlampau amat dan sangat tinggi serta ketidakmampuanku mengerjakan pekerjaan ini itu di rumah membuat ayah ibuku harus marah-marah berpuluh-puluh kali untuk hal yang sama maupun berbada setiap harinya. Mengingat saya dengan segala perilsayaku dalam rumah yang telah terlampau sering membuat orang tusaya jengkel dan bersedih hati, saya sering cemas karena merasa memiliki sangat banyak dosa jauh lebih banyak dari temanku yang paling sering membuat onar dan jarang sholat lima kali sehari sekalipun.
Dan saya pun sangat heran pada teman-temanku menganggap saya anak yang rajin (dalam mengerjakan tugas sekolah). Saya memang sama sekali tidak pernah menyontek saat ulangan atau ujian bagaimanapun kondisinya, namun berusaha berangkat awal agar dapat bersama-sama dengan teman yang lain menyalin jawaban PR dari teman dekatku yang memang benar-benar rajin sudah menjadi kebiasaan sehari-hariku lantaran saya lupa, memang tidak mampu, atau terlalu malas untuk mengerjakan PR itu di rumah. Mereka juga masih saja menganggapku pandai dan ada pula yang pernah memanggilku dengan julukan “cah pinter”. Peringkatku di SMA dulu memang cukup baik namun tidak jarang pula saya mendapat nilai yang mengkhawatirkan, tak kunjung paham terhadap suatu materi di kala teman yang lain dengan cepat memahaminya, bahkan pernah harus mengulang dua kali karena nilai remidialku yang pertama masih belum mencapai batas tuntas. Bahkan yang amat membuatku syok, pada try out UN yang pertama saya tidak lulus lantaran nilai matematiksaya hanya tiga koma dan untuk pelajaran matematika dulu saya dimasukkan dalam kelas kategori bawah yang perlu mendapat bimbingan tambahan khusus selama beberapa waktu. Apalagi setelah melihat nilai Psiumku yang sangat mengkhawatirkan dan kompetitor-kompetitorku baruku di Fsayaltas Psikologi UI ini yang begitu menakjubkan membuatku merasa sangat payah.
Di masa kuliah ini saya tinggal di asrama yang membuat teman-temanku, terutama yang kamarnya berdekatan denganku mengetahui lebih banyak tentang sifat asliku, terutama sifatku yang sering menunda-nunda pekerjaan, terutama tugas kuliah. Namun anehnya mereka justru memandangku sebagai orang yang hebat, dapat mengerjakan dalam waktu singkat namun hasilnya tetap cukup baik dan orang yang easy going. Padahal sesungguhnya saya merupakan orang yang sangat mudah panis, cemas, dan saya pun mengalami stres yang luar biasa selama waktu penundaan tersebut.
Justru sesuatu yang saya anggap sebagai kelebihanku tampaknya tidak pernah mereka sadari sebagai kelebihanku. Mereka terlanjur menjudgeku sebagai anak yang terlampau kalem dan pendiam. Bahkan ada yang mengatakan bahwa saya adalah anak paling pendiam di kelas. Saya memang pendiam, namun saya bisa menempatkan sifat pendiamku ini pada tempatnya. Saat saya harus “bicara”, saya akan “bicara”, berani “bicara”, dan mampu “bicara” dengan baik. Saya memang pendiam namun dapat berbicara dengan lantang dan meyakinkan saat berpidato. Saya pendiam namun dapat tampil lebih percaya diri saat presentasi dibandingkan anak yang cerewet dalam kesehariannya. Saya juga tidak bermasalah dengan demam panggung dan tetap mampu mendapat nilai terbaik dalam cipta dan baca puisi pada pelajaran Bahasa Indonesia saat saya duduk di kelas dua belas setahun silam. Sayang mereka tidak begitu dapat melihat potensiku ini dan ketika ada aktivitas bermain peran misalnya, mereka hanya akan memberiku tugas menyanyikan suatu lagu bersama teman lain yang kurang terpilih di belakang layar. Padahal saya justru sangat tidak berkompeten dalam hal nyanyi menyanyi dan saya bisa berperforma lebih baik jika saya menjadi salah satu pemainnya dan bahkan mungkin bisa lebih baik dari pemain yang mereka tunjuk.
Jika anda dapat kembali ke masa lalu, hal apa yang paling ingin anda ubah dari diri sendiri, dan mengapa?
Jika saya dapat kembali ke masa lalu, saya ingin menjadi anak yang pemberani, tidak pemalu, dan aktif sedari kecil karena seperti apa yang saya sadari sekarang, karena saat SD saya sudah terlanjur menampakkan diri dan dikenal sebagai anak yang kalem, pemalu, dan pendiam, maka sifat itu seakan harus saya bawa hingga saya SMP maupun SMA karena teman SMA sebagian besar merupakan teman SMP juga dan teman SMP pun sebagian merupakan teman SD saya yang sudah terlanjur mengecap saya sebagai pribadi yang demikian dan akan terlihat aneh di mata teman-teman saya jika saya tiba-tiba menjadi cerewet dan aktif. Bisa jadi akan terjadi kegemparan di antara teman-teman saya pula karenanya. Selain itu memang sulit bagi saya melsayakan perubahan sifat 180 derajat ketika saya sudah besar dan telah belasan tahun menjalani kehidupan dengan sifat-sifat tersebut. Di samping itu, sifat saya yang pemalu, terlalu kalem, dan cenderung pasif ini membuat saya tidak pernah sekalipun ditunjuk oleh guru saya untuk menjadi petugas upacara saat SD dulu. Padahal menurut saya jika hanya membaca pembukaan UUD 1945 saya bisa lebih baik dari mereka yang ditunjuk. Saat SMP pun hal ini berlanjut dengan tidak pernahnya saya ditunjuk menjadi salah satu kandidat asisten pramuka atau pengurus OSIS. Bayangkan, diberi kesempatan untuk menjadi kandidat saja tidak pernah. Begitu pula saat SMA. Dan tidak pernahnya saya menjadi pengurus OSIS saat bersekolah dulu sangat berdampak sangat buruk bagi kehidupan non akademis saya di kampus ini. Ketika perihal kesempatan sudah tidak menjadi masalah lagi karena di dunia kampus ini sistemnya open recruitment bukannya ditunjuk dan ditentukan (secara sepihak) oleh guru atau senior sepaerti saat saya duduk di SD, SMP, dan SMP dulu, lagi-lagi saya tidak dapat ikut aktif dalam organisasi semacam OSIS, yaitu BEM dengan sebab yang berbeda namun masih berkaitan dengan apa yang terjadi pada diri saya di masa lampau. Saya merasa kurang percaya diri karena merasa tidak memiliki bekal yang cukup seputar dunia organisasi dan merasa teman saya lebih berkompeten. Itu menyebabkan saya ragu mendaftar dan akhirnya tidak ikut PDKM dan berbagai open recruitment kepanitiaan berbagai kegiatan yang dibuka untuk siapapun di Fsayaltas Psikologi ini.
Bagaimana anda memandang masa depan anda?
Saya memang belum begitu memiliki gambaran dan target yang jelas seperti ingin menjadi apa saya nantinya di masa depan saya kelak. Namun saya yakin dengan diterimanya saya di Universitas Indonesia ini setidaknya akan membuka peluang yang lebih besar bagi saya untuk dapat mencapai masa depan yang cerah. Sebagai seorang perceiver, saya sudah terbiasa menjalani hidup ini mengalir begitu saja. Namun biasanya ketika saya telah mancapai suatu waktu di mana saya harus bisa melsayakan, memutuskan, atau menjadi sesuatu, saya mampu melsayakan, memutuskan, dan menjadi sesuatu tersebut. Seperti yang terjadi saat kenaikan dari kelas sebelas ke kelas dua belas misalnya. Saat itu saya cukup cemas juga melihat kenyataan teman-teman saya sudah bercita-cita ingin masuk PTN dan jurusan ini dan itu, sudah mulai meminjam buku ini dan itu, dan sudah berencana ingin mengikuti bimbingan ini dan itu untuk persiapan SNMPTN sedangkan saya jangankan meminjam buku atau les, saya ingin melanjutkan kuliah di jurusan apa saja saya masih blank. Namun alhamdulillah saat mendekati waktu pengisian form SNMPTN undangan saya mulai mengetahui dan dapat memutuskan banyak hal hingga saya dapat diterima di Universitas Indonesia ini. Dan saya yakin dengan usaha dan doa hal itu akan kembali terjadi lagi pada diri saya untuk masalah ini. Saya juga akan berbaik sangka akan masa depan saya karena saya yakin dengan berpikir demikian masa depan saya akan baik pula karena (saya juga yakin) bahwa Allah akan mengikuti apa yang dipikirkan oleh hamba-Nya.
Namun demikian, untuk sementara ini, setelah wisuda S1 saya akan langsung melanjutkan S2 seperti saran ibu saya. Setelah itu nantinya mungkin saya akan mencoba membuka klinik sebagai psikolog. Ketika tabungan sudah mencukupi, untuk menambah penghasilan saya akan membangun atau membeli rumah dan menyewakan tempat kos serta membuka usaha fotokopi yang letaknya di dekat suatu instansi pendidikan.
(1) Langkah perubahan seperti apa yang bisa anda buat?
Langkah-langkah perubahan yang dapat saya buat yaitu mulai dari mencoba merenungkan kembali akan nasib masa depan saya dengan browsing mengenai profil alumni, perusahaan-perusahaan yang banyak mempekerjakan alumni Fsayaltas Psikologi UI, dan menggali lebih dalam tentang prospek kerja lulusan psikologi, kemudian menentukan target, langkah-langkah pencapaiannya, dan berusaha mencapainya. Selain itu mulai mengurangi intensitas online dan memberlsayakan kembali aturan yang pernah saya buat sendiri saat saya SMA dulu, online mXit pada hari libur saja, meluangkan waktu untuk belajar setiap harinya, sedikit demi sedikit mengurangi kebiasaan prokrastinasi, mulai lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, mulai mencoba ikut serta dalam suatu kepanitiaan, mengurangi rasa malas untuk mencari informasi tentang berbagai beasiswa dan lomba, mencoba mengikuti lomba terutama lomba menulis, mengikuti lebih banyak seminar maupun kuliah umum, dan mulai lebih aktif di FUSI atau Salam UI.
(2) Rencanakan apa yang akan Anda lsayakan selama tiga tahun ke depan yang mendekatkan anda pada masa depan idaman anda? Tuliskan dalam tugas akhir bagaimana rencana Anda dan batasan-batasan waktu dimana Anda mengevaluasi capaian rencana tersebut
ü Rencana : Memperbaiki nilai Psium (nilai rata-rata Psium 2 minimal 85)
Waktu : satu semester (semester 2)
Langkah :
1. Meminjam buku-buku Psium 2 dari kakak senior sepaguyuban (Mbak Diva, Mbak Sri, Mbak Sella, atau Mbak Pradita) sebelum pulang kampung (3 Januari 2012)
2. Membawa buku-buku Psium 2 ke Purworejo
3. Meluangkan waktu untuk mulai membaca buku-buku Psium 2 saat liburan di Purworejo
4. Tidur dengan cukup di hari sebelum ada jadwal Psium dan mencatat agar tidak mengantuk saat diberi penjelasan di dalam kelas
5. Memperhatikan dengan seksama penjelasan dari dosen
6. Mengulang kembali apa yang telah dijelaskan sesampainya di asrama
7. Belajar jauh-jauh hari sebelum kuis, UTS, ataupun UAS
Evaluasi : dilaksanakan setelah nilai setiap kuis, UTS, dan UAS keluar dan di akhir semester
ü Rencana : Mendapatkan predikat cumlaude saat wisuda
Waktu : tujuh semester (semester2-semester8)
Langkah :
1. Mengurangi intensitas online mXit (hanya online saat libur saja)
2. Tidur cukup (tidak kurang dari empat jam) tiap harinya
3. Memperhatikan dengan seksama penjelasan dari dosen
4. Mengulang kembali apa yang telah dijelaskan sesampainya di asrama
5. Belajar jauh-jauh hari sebelum kuis, UTS, ataupun UAS
6. Mengurangi prokrastinasi agar dapat mengerjakan tugas kuliah dengan waktu yang lebih banyak dan maksimal
7. Meminjam buku-buku untuk semester selanjutnya dari kakak senior sepaguyuban (Mbak Diva, Mbak Sri, Mbak Sella, atau Mbak Pradita) setiap sebelum pulang kampung
8. Membawa buku-buku tersebut ke Purworejo
9. Meluangkan waktu untuk mulai membaca buku-buku tersebut saat liburan di Purworejo
10. Lebih rajin berdoa untuk kesuksesan kuliah
Evaluasi : dilaksanakan setiap semester setelah IPK keluar dan di akhir semester 8
ü Rencana : Memperbanyak link dan kenalan
ü Waktu : tujuh semester (semester2-semester8)
ü Langkah :
1. Mengurangi waktu menyendiridi lepan laptop di dalam kamar
2. Lebih sering berkunjung dan bersilaturahmi ke kamar teman
3. Ikut nimbrung jika teman-teman kamar sebelah pada kumpul-kumpul
4. Lebih aktif dalam paguyuban
5. Berusaha aktif di FUSI dan Salam UI
6. Mencoba ikut serta jika ada open recruitment berbagai kegiatan
7. Tetap bertahan mengikuti UKM Psim-C dan Sinetra
Evaluasi : dilaksanakan setiap bulannya
ü Rencana : Memperbanyak CV
Waktu : Lima semester (semester2-semester6)
Langkah :
1. Memperbanyak magang
2. Mencari info tentang berbagai lomba (browsing, baca-baca pamflet papan pengumuman)
3. Mulai mengikuti berbagai lomba yang memungkinkan
4. Memberanikan diri untuk mendaftar dalam berbagai open recruitment kepanitiaan suatu kegiatan
5. Berusaha aktif di FUSI, Salam UI, Psim-C, dan Sinetra atau salah satunya yang paling memungkinkan
Evaluasi : dilaksanakan setiap bulannya
============================================================
dan yeah, itu sekilas (atau berkilas-kilas ya?) tentang gue.
Tentang tulisan itu sendiri, tulisan itu merupakan sebuah tulisan yang udah gue tulis tahun lalu, tanggal 31 Desember 2011. Iya, gue selesaikan sekitar lima belas menit sebelum tahun baru. Kenapa bisa begitu? SOALNYA DEADLINE PENGUMPULAN TUGASNYA SEBELUM TAHUN BARU ALIAS PUKUL 23.59 WIB 31 DESEMBER 2011. Dan gue baru nyelesaiin itu tulisan empat belasan menit sebelum deadline, padahal kemarin-kemarinnya gue free alias libur. >,< LOL bener kan? Dan gue inget banget abis itu pas gue ngonekin ke internet mau nge-email-in itu tulisan ke email dosen gue, oh my Allah, modem gue nggak
mau diajak kompromi, nggak connect connect, man. Panik se panik panik nya deh kala itu >,< Waktu tinggal beberapa menit buka http://www.yahoo.com/ saja masyaAllah lamanyaaaa rek. Mau ke warnet jelas udah tutup lah yaa warnet asrama jam segitu mah. Lagian jam malam asrama kan jam 23.00 WIB --'. Satu-satunya harapan yaa "menyatroni kamar temen". Tapi emang jam segitu masih pada standby di depan lepi? Masih belum tidur? Atau kalau masih melek beberapa kan pada keluar malam baruan. HAH, dan OH YA GARA-GARA KEBIASAAN BURUK GUE YANG SELALU MENUNDA-NUNDA PEKERJAAN ITU GUE JADI NGEBATALIN RENCANA GUE TAHUN BARUAN DI KUTEK BARENG TEMEN-TEMEN KOMPOR. Aishh, katanya pada bakar-bakaran ikan segala pulak -_-'' loh kok jadi ngelantur sampai ikan? :s oke, back to the ini tugas. Eh iya tapi yang tadi itu intinya di saat temen-temen gue pada asyik bakar-bakaran ikan bersukacita taun baruan, gw cuma pasrah terpaksa berkutat di depan lepi diburu waktu. Pas tulisan udah kelar eeh bingung gimana ngirimnya gara-gara jaringan yang tak bersahabat. Tapi heeey Allah memang Maha Penolong :') Habis pasrah berdoa gue berikhtiar dengan ngetok kamarnya si Saria daaan jeng jeng, subhanallahi walhamdulillahi walaa ilahaillallahuallahuakbar, dia masih melek, pas banget lagi online, gue bisa langsung buka yahoo dengan serta merta, tentunya setelah dengan nggak enak hati izin mau ngerusuhin bentar. Dan yippy, kayaknya itu email berhasil gue kirim sekitar pukul 23.57an. AHAHA >,<. Thanks Saria :* Terimakasih yaa Rabb. Dan keberhasilan gue ngirim tugas tepat waktu itu disambut dengan nggiingg jeder jeder, letusan kembang api yang semakin intensif dan tak henti-hentinya :'D Habis itu keluar kamar nonton kembang api dari lantai tiga asrama bareng anak-anak yang nggak caw ke luar dan kegoda nonton juga. Eeeh, dan jujur gue takjub sama kembang apinya. Banyak beneeerrr, kayak nggak ada habisnya. Wkwk di Kroyo (desa gue) teh nggak ada yang beginian >,< Di sana mah gue inget benget dulu ada tetangga gue yang cukup berada nyalain satu, catat ya, SATU aja kembang api beginian udah bisa bikin gempar "satu kampung". Dan gue adalah salah satu orang kampung yang ikut gempar hebring pingin liat itu +_+ oh my. Makanya gue seneeeng banget pas tau keterima di ini universitas. Gue jadi bisa berkesempatan tinggal di tempat yang "lebih dekat dengan peradaban" ini dan bisa melihat, merasakan, dan melakukan berbagai hal yang nggak bisa gue lihat, gue rasakan, ataupun gue lakukan di desa sana. :') loh kokjadi curcol? >,<
mau diajak kompromi, nggak connect connect, man. Panik se panik panik nya deh kala itu >,< Waktu tinggal beberapa menit buka http://www.yahoo.com/ saja masyaAllah lamanyaaaa rek. Mau ke warnet jelas udah tutup lah yaa warnet asrama jam segitu mah. Lagian jam malam asrama kan jam 23.00 WIB --'. Satu-satunya harapan yaa "menyatroni kamar temen". Tapi emang jam segitu masih pada standby di depan lepi? Masih belum tidur? Atau kalau masih melek beberapa kan pada keluar malam baruan. HAH, dan OH YA GARA-GARA KEBIASAAN BURUK GUE YANG SELALU MENUNDA-NUNDA PEKERJAAN ITU GUE JADI NGEBATALIN RENCANA GUE TAHUN BARUAN DI KUTEK BARENG TEMEN-TEMEN KOMPOR. Aishh, katanya pada bakar-bakaran ikan segala pulak -_-'' loh kok jadi ngelantur sampai ikan? :s oke, back to the ini tugas. Eh iya tapi yang tadi itu intinya di saat temen-temen gue pada asyik bakar-bakaran ikan bersukacita taun baruan, gw cuma pasrah terpaksa berkutat di depan lepi diburu waktu. Pas tulisan udah kelar eeh bingung gimana ngirimnya gara-gara jaringan yang tak bersahabat. Tapi heeey Allah memang Maha Penolong :') Habis pasrah berdoa gue berikhtiar dengan ngetok kamarnya si Saria daaan jeng jeng, subhanallahi walhamdulillahi walaa ilahaillallahuallahuakbar, dia masih melek, pas banget lagi online, gue bisa langsung buka yahoo dengan serta merta, tentunya setelah dengan nggak enak hati izin mau ngerusuhin bentar. Dan yippy, kayaknya itu email berhasil gue kirim sekitar pukul 23.57an. AHAHA >,<. Thanks Saria :* Terimakasih yaa Rabb. Dan keberhasilan gue ngirim tugas tepat waktu itu disambut dengan nggiingg jeder jeder, letusan kembang api yang semakin intensif dan tak henti-hentinya :'D Habis itu keluar kamar nonton kembang api dari lantai tiga asrama bareng anak-anak yang nggak caw ke luar dan kegoda nonton juga. Eeeh, dan jujur gue takjub sama kembang apinya. Banyak beneeerrr, kayak nggak ada habisnya. Wkwk di Kroyo (desa gue) teh nggak ada yang beginian >,< Di sana mah gue inget benget dulu ada tetangga gue yang cukup berada nyalain satu, catat ya, SATU aja kembang api beginian udah bisa bikin gempar "satu kampung". Dan gue adalah salah satu orang kampung yang ikut gempar hebring pingin liat itu +_+ oh my. Makanya gue seneeeng banget pas tau keterima di ini universitas. Gue jadi bisa berkesempatan tinggal di tempat yang "lebih dekat dengan peradaban" ini dan bisa melihat, merasakan, dan melakukan berbagai hal yang nggak bisa gue lihat, gue rasakan, ataupun gue lakukan di desa sana. :') loh kokjadi curcol? >,<
Balik ke itu tugas, berhubung gue ngerjainnya keburu-buru, pas gue baca lagi barusan gue baru sadar kalau banyak kata-kata aneh tercantum di sono. Fsayaltas Psikologi? hah, apaan itu fsayaltas? >,< yaampun gue baru inget kalo pas itu gue bingung mau pakai kata ganti "saya" atau "aku". Tadinya sih gue mau pakai aku aja biar bisa lebih enak, santai, dan mendalami ceritanya. Tapi pas di akhirnya gw jadi mikir-mikir kayaknya lebih pas pakai "saya" aja. Kan entar yang bakalan baca tulisan gue itu seorang dosen yak. Karena sisa waktu nggak memungkinkan buat ngeganti satu satu, yaudah gw manfaatin kecanggihan teknologi dongs: FIND and REPLACE - REPLACE ALL. Eeh tapi namanya mesin mah yaa, beda sama manusia. Masak fakultas akunya diganti juga jadi fsayaltas --'. Baru sadar juga gue kalau bahasanya jadi aneh, kadang ada ketikan saya tapi ada juga ketikan -ku nya --'.
Yah sebuah pelajaran berharga deh: Jangan suka mengerjakan tugas mepet-mepet deadline. >,<
Balik ke itu tulisan.
Tulisan itu memang sebenarnya ditujukan buat memenuhi tugas, jadi yaaah gitu deh :s untuk bagian terakhir itu, oh no no no jujur aja kenyataannya ternyata banyaaak bener yang nggak kesampaian :s Sekarang ini (28-5-2012) gue lagi nulis ini kata-kata sambil meng-on-kan pidgin alias online mXit >,< Kedua, gue malah memutuskan keluar dari Psim-C (sebuah keputusan yang sekarang cukup gue sesali) dan tidak jadi mendaftar menjadi salah satu pengurus Salam (sebuah keputusan yang jauhjauh jauuh gue sesali lagi). Sinetranya malah nggak ada kabarnya blas. Eh tapi gue beneran daftar FUSI Psikologi UI kok ;) Yang terpenting, walaupun demikian itu, itu adalah tugas yang gue garap dengan sepenuh hati walaupun tergesa-gesa. Bukan cuap-cuap belaka asal bisa ngumpulin tugas. That's the truly of me, baik dan buruknya. :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar