KOROSI
Korosi atau pengkaratan merupakan suatu fenomena kimia pada bahan –
bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada
permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan
oksigen. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Seng
untuk atap dapat bocor karena termakan korosi. Jembatan dari baja maupun
badan mobil juga dapat menjadi rapuh karena korosi. Selain pada
perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga dapat terjadi pada
komponen-komponen renik peralatan elektronik yang terbuat dari logam.
yang dapat mengakibatkan sifat elektrik pada komponen-komponen tersebut
menjadi rusak karena terbentuknya lapisan non-konduktor. Dalam beberapa
kasus, hubungan pendek yang terjadi pada peralatan elektronik dapat
menyebabkan terjadinya kebakaran yang menimbulkan kerugian bukan hanya
dalam bentuk kehilangan atau kerusakan materi, tetapi juga korban nyawa.
Oleh karena itu, meskipun sedikit, akan sangat baik bila kita
mengetahui tahu tentang apa korosi itu, mekanisme, maupun faktor-faktor
penyebabnya sehingga kita bisa dengan segera mengambil langkah-langkah
untuk mencegah ataupun menanggulanginya.Mekanisme korosi tidak terlepas dari reaksi elektrokimia. Proses elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron. Perpindahan elektron merupakan hasil reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Mekanisme korosi melalui reaksi elektrokimia melibatkan reaksi anodik dan reaksi katodik. Reaksi Anodik terjadi di daerah anode. Reaksi anodik (oksidasi) diindikasikan melalui peningkatan valensi atau produk elektron-elektron. Reaksi anodik yang terjadi pada proses korosi logam, yaitu :
M → Mn+ + ne
Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion (n+) dalam pelepasan n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai contoh besi :
Fe → Fe2+ + 2e
Reaksi katodik terjadi di daerah katode. Reaksi katodik diindikasikan melalui penurunan nilai valensi atau konsumsi elektron-elektron yang dihasilkan dari reaksi anodik.
Beberapa reaksi katodik yang terjadi selama proses korosi logam, yaitu :
Pelepasan gas hidrogen
2H+ + 2e → H2
Reduksi oksigen
O2 + 4H+ + 4e → 2H2O
O2 + 2H2O + 4e → 4OH-
Reduksi ion logam
Fe3+ + e → Fe2+
Pengendapan logam
3Na+ + 3e → 3Na
Reduksi ion hidrogen
O2 + 4H+ + 4e → 2H2O
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi berlaku sebagai anode, dinama besi mengalami oksidasi.
Fe(s) → Fe2+ (aq) + 2e E0 = + 0,44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi yang berlaku sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) E0 = + 0,40 V
atau
O2(g) + 4H+ (aq) + 4e → 2H2O(l) E0= + 1,23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . XH2O, yaitu karat besi yang merupakan suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
. Maka reaksi yang terjadi :
Reaksi Sel : 2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → 2Fe2+(aq) + 4OH-(aq) E0reaksi = 0,84 V
Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi :
4Fe2+(aq) + O2(g) + (4 + 2n) H2O → 2Fe2O3 . nH2O + 8H+(aq)
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Jadi, kontak antara logam dengan oksigen dan air merupakan salah satu faktor utama penyebab korosi. Karenanya, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Dan korosi pun ternyata dapat dipercepat oleh beberapa faktor, seperti adanya senyawa-senyawa yang bersifat asam atau basa, hadirnya zat pengotor baik berupa logam yang kurang reaktif atau debu pada permukaan logam, kontak dengan senyawa-senyawa elektrolit (misalnya garam), kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
Nah, berikut beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah korosi :
- Pengecatan, melapisi logam dengan cat khusus logam, vernis atau dengan zat anti karat. Kualitas Cat yang baik yaitu cat yang mengandung timbel merah dan seng kromat,
- Coating, yaitu melapisi logam besi dengan cat atau oli. Hal ini bertujuan untuk melindungi besi dari kontak dengan air dan gas oksigen,
- Shotcrete, menembakkan mortar atau beton dengan ukuran agregat yang kecil, pada permukaan beton yang akan diperbaiki. Shotcrete dapat digunakan untuk perbaikan permukaan yang vertikal maupun horisontal dari bawah,
- Melapisi besi dengan logam-logam lain (galvanisasi), bertujuan agar oksida logam pelapis tersebut dapat melindungi besi dari korosi. Logam-logam pelapis itu diantaranya aluminium, seng, timah, nikel, dan krom. Kelima logam tersebut digunakan sebagai pelindung besi karena bersifat lebih reaktif,
- Membuat paduan logam, misalnya stainless steel, yaitu campuran dari 18% nikel, 8%krom, dan sisanya besi,
- Pelapisan dengan logam yang lebih mulia atau yang lebih mudah teroksidasi
- Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melaui kawat agar yang berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik,
- Sacrificial protection (pengorbanan anode) atau perlindungan katodik
Magnesium adalah logam yang jauh labih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti, - Cromium plating (pelapisan dengan kromium)
- Tin plating (pelapisan dengan timah)
- Dibalut dengan plastik
- Elektrokimiawi dengan cara eliminasi perbedaan tegangan: menaikkan kemurnian logam, mencegah kontak 2 logam, memakai inhibitor, isolasi logam dari larutan.
Tugas Kimia: membuat artikel mengenai korosi
oleh:
Putrie Kusuma Wardhani
(22 / XII.RSBI-1)
SMA Negeri 1 Purworejo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar